Join The Community

Premium WordPress Themes

Senin, 14 Maret 2011

Mobil Tanpa Pengemudi

INGATKAH Anda pada Kitt, mobil cerdas yang dikendarai David Hasselhoff dalam serial Knight Rider? Mobil Pontiac Trans Am hitam itu dilengkapi teknologi canggih sehingga bisa melaju secara otomatis tanpa dikemudikan manusia.

Menjelang akhir tahun lalu, Google Inc mengumumkan kesuksesan serangkaian uji coba terhadap teknologi mobil tanpa pengemudi. Dr Sebastian Thrun, Direktur Stanford Artificial Intelligence Laboratory, sekaligus salah satu pencipta Google Street View, memimpin proyek itu.

Thrun bersama timnya yang beranggota 15 orang ahli menggunakan Toyota Prius dan Audi TT yang dilengkapi sensor di beberapa titik mobil. Pada salah satu uji coba, mobil melaju dari kampus Google di San Francisco, melewati jalan bebas hambatan, hingga lalu lintas perkotaan yang padat, dan berakhir di Los Angeles. Secara keseluruhan, Google telah melakukan uji coba beberapa bulan menggunakan enam mobil, menjelajahi berbagai wilayah hingga jarak lebih dari 224.000 km.
Sensor Radar Mobil itu menggunakan peranti lunak kecerdasan buatan yang dapat merasakan apa pun di sekitarnya dan meniru keputusan seorang pengemudi. Ia melaju mengikuti rute yang diprogram ke dalam sistem navigasi GPS berakselerasi cepat. Mobil itu juga mampu mengontrol kecepatan pada jenis jalan berbeda (jalan sempit, jalan tol, jalan padat), dan saat berhenti di lampu merah.

Untuk mengendalikan mobil digunakan kamera video yang ditempatkan di kaca depan. Kamera itu mendeteksi lampu lalu lintas dan pergerakan di sekitar mobil, misalnya pejalan kaki dan pengendara sepeda. Sensor Light Detection and Ranging (Lidar) yang ditempatkan di atas mobil bergerak ke semua arah dan mampu menghasilkan peta tiga dimensi secara terperinci tentang lingkungan di sekitar mobil hingga jarak 60 m. Peta terperinci juga dikumpulkan secara manual menggunakan kendaraan berpengemudi untuk keperluan navigasi dan disimpan di pusat data Google.

Tiga sensor radar dipasang di bagian depan mobil dan satu di belakang untuk menentukan posisi dan jarak benda di sekitar mobil. Sebuah sensor juga dipasang pada roda kiri belakang yang berfungsi mengukur pergerakan kecil mobil dan membantu menentukan posisi mobil di peta secara akurat. Selain itu dipasang pula penjejak jarak laser untuk mendeteksi lalu lintas.

Selama pengujian, mobil itu belum pernah tabrakan. Satu-satunya human error yang terjadi adalah ketika mobil ditabrak dari belakang oleh seorang pengendara di lampu merah. Untuk menjamin keselamatan, mobil uji itu selalu ditumpangi pengendara terlatih, jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Total Google merekrut lebih dari 12 pengemudi tanpa cela yang tak pernah tercatat melanggar saat berkendaraan untuk berpartisipasi dalam proyek itu.

Selain itu, ditempatkan juga operator terlatih di kursi penumpang untuk memantau peranti lunak yang digunakan. Pada dasarnya peranti itu akan “belajar” dari rute dan kondisi jalan yang dilewati, misalnya rambu lalu lintas dan garis marka, sehingga mobil bisa beradaptasi dengan karakteristik jalan yang hendak dilewati. Dijamin mobil itu sangat patuh pada peraturan lalu lintas.
Mengurangi Kecelakaan Tujuan utama penciptaan mobil berteknologi itu adalah mengurangi angka kecelakaan lalu lintas akibat kesalahan manusia. Mobil itu bereaksi lebih cepat daripada manusia, memiliki persepsi 360 derajat, dan tak teralihkan oleh gangguan apa pun yang dilakukan manusia, seperti mengantuk, mabuk, berkendara sambil menelepon, atau memegang benda lain selain kemudi.
Lebih dari 37.000 orang tewas dalam kecelakaan mobil di Amerika Serikat tahun 2008. Adapun menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 1,2 juta orang tewas di jalan raya di seluruh dunia setiap tahun. Sebagian besar adalah akibat kesalahan manusia. Google menyebutkan, teknologi mobil tanpa pengemudi memungkinkan berkendara lebih aman, terutama saat jarak antarkendaraan berdekatan.

Selain itu, mobil dirancang dengan bobot lebih ringan sehingga bisa mengurangi konsumsi bahan bakar. Google berharap teknologi itu mampu mengurangi risiko kecelakaan hingga separuh. Juga diharapkan mengurangi volume kepadatan lalu lintas, tingkat konsumsi energi dan emisi gas karbon. Namun teknologi itu masih perlu pengembangan.

Menurut Google, setidaknya butuh waktu delapan tahun agar teknologi itu bisa diproduksi secara massal. Salah satu kendala, semua undang-undang lalu lintas saat ini mengasumsikan ada pengemudi manusia dalam kendaraan.
Dalam pergelaran TechCrunch 29 September 2010 di San Francisco, CEO Google Eric Schmidt menyatakan mobil seharusnya bisa melaju tanpa pengemudi. Ucapan Schmidt itu barangkali sebagai pertanda proyek yang sebelumnya dirahasiakan tersebut bakal diumumkan. 

Namun kritik selalu muncul terhadap setiap inovasi. Rob Enderle dari Enderle Group di San Jose California menyebutkan, “fokus” adalah kata yang tak pernah dipelajari Google. Sebab, proyek Google berupa distribusi listrik, desain kendaraan, dan kecerdesan buatan tak sejalan dengan inti bisnis perusahaan. Dan, satu hal lagi, sayang mobil itu belum bisa bicara seperti Kitt.

0 komentar:

Posting Komentar